top of page
Search

MEMAHAMI DIRI MELALUI ATUR JADWAL DIRI

Updated: Aug 7, 2020

Salah satu sisi positif di rumah aja dengan membatasi kegiatan luar membuat banyak melakukan trial and error pada diri sendiri. Memiliki waktu yang cukup banyak di rumah, bagi saya memiliki waktu yang cukup pula untuk kembali mengenali diri sendiri. Berawal dari ketiadaan kegiatan dan bosan sendiri, saya terpikirkan untuk membuat jadwal diri (lagi). Rencana awal hanya benar-benar ingin merapikan kegiatan diri. Namun ternyata, setelah mencoba menyusunnya dan menerapkannya sendiri, saya mendapatkan hal lain yaitu pemahaman tentang diri saya sendiri bertambah.


Usut punya usut, bagi saya ternyata membuat jadwal diri itu kudu punya sejarahnya. Itu nanti yang akan menjawab kenapa jadwal dibuat, dan untuk apa tujuannya? Juga menjawab seberapa mungkin kita bisa menjalaninya. Menyusun jadwal sebagai cara untuk membuat kesepakatan dengan diri sendiri, secara tidak langsung kita menjadi sadar tentang hal apa saja yang kita lakukan beserta konsekuensinya. Di samping itu, sebagai orang yang mudah terpecah fokusnya dan ada kecenderungan melakukan sesuatu dengan mood, maka menyusun jadwal menjadi penting untuk menjaga tetap pada jalur tujuan agar tidak berantakan.


Berangkat dari pertanyaan kenapa seringkali jadwal yang dibuat berujung nggak berarti apa-apa, saya mengira bahwa kurang ada komitmen dalam menjalani jadwal. Meskipun ada benarnya, tapi ujung-ujungnya malah jadi menyalahkan diri sendiri, “Wah ini kok makin buruk gini”. Selama di rumah akhirnya juga mengamati, kenapa aktivitas ibu seolah-olah banyak sekali, kenapa saya merasa nggak ada kegiatan yang berarti. Sedikit terjawab bahwa mungkin saya nggak menyadari sepenuhnya aktivitas yang saya lakukan. Tidak menyadari bahwa peran saya dan ibu berbeda, target masing-masing anggota keluarga juga berbeda. Lalu selanjutnya saya mencari tau hal-hal yang akan berhubungan dengan aktivitas selama 24 jam untuk mulai memperbaikinya jadwal diri. Di bawah ini saya akan membagikan hal-hal apa saja yang jadi perhatian saya saat akan menyusun jadwal :


1. Mengidentifikasi kegiatan harian



Memilah kegiatan dan menuliskan kegiatan apa saja yang dilakukan sejak kita bangun tidur sampai tidur lagi. Tujuannya agar kita tau keseluruhan waktu harian kita untuk kegiatan apa saja. Sehingga jika dirasa ada yang kurang bermanfaat, kita udah peka sejak di tahap ini. Lalu, kita pilah masing-masing kegiatan ke beberapa kelompok. Mana yang termasuk kegiatan rutin, pekerjaan, self care, social /personal project atau sesuai kebutuhan.

Kegiatan rumah rutin adalah kegiatan keseharian kita dengan menyesuaikan peran dan kebutuhan. Misalnya saat ini sedang berperan sebagai seorang anak, seorang kakak, seorang pekerja lepas, dan seorang sahabat. Beberapa bulan ini saya masih berada di rumah, jadi porsi sebagai seorang anak dan sebagai seorang kakak (dalam hal kegiatan fisik) lebih besar daripada peran yang lain, bagian ini akan sangat fleksibel.

Self care adalah cara kita menjaga diri sendiri. Selfcare punya cakupan yang luas, mulai dari mental, fisik, wawasan dan spiritual. Karena memiliki scope yang luas di berbagai aspek, maka akan bebas seperti apa cara penyusunan selfcare untuk diri sendiri. Bisa saja kita susun prioritas selfcare dalam jangka waktu tertentu dan bertahap. Sebagai contoh, saat sedang mempelajari unresolved issue diri kita akan melakukan treatment untuk berdamai dengannya. Atau misal tentang hal apa saja yang kita lakukan saat menerapkan pola hidup sehat. Selfcare juga tentang bagaimana kita mengupgrade diri khususnya pada hal-hal yang sifatnya menambah wawasan dan ketrampilan.

Pekerjaan dan Personal/Social Project berupa kegiatan berkarya, kegiatan mengaktualisasi diri, berbagi dan berekspresi.

2. Membreakdown waktu harian


Ketika mengidentifikasi kegiatan harian, bisa langsung kita lakukan breakdown waktu menjadi beberapa bagian, tujuannya untuk membantu kita meletakkan kegiatan harian pada suatu kelompok. Misalnya, kita akan meletakkan kegiatan rutin dan self care pada pagi hari (04.00 – 09.00 WIB). Pekerjaan dan kegiatan rutin berada di siang hari. Lalu malam hari sebagai wadah untuk kegiatan self care, upgrade diri, atau personal project yang diatur berseling sesuai kebutuhan.

3. Menentukan target

Buat target sesuai dengan kebutuhan kita. Memang sebenarnya untuk tahu kebutuhan kita harus mengenal diri sendiri dulu. Yaa namanya juga trial and error, kita coba saja untuk susun target dan evaluasi berkala. Dari situ kita akan mulai peka sama hal-hal yang sebenarnya kita butuhkan. Target juga bisa diturunkan dari dreamlist jika memang sudah punya. Kita pecah lagi menjadi target mingguan dalam bentuk aktivitas, nah aktivitas ini yang akan kita masukkan dalam susunan jadwal kita.

4. Menentukan peran

Memiliki peran yang jelas membantu kita menentukan prioritas dan batasan. Karena dalam menjalani hari-hari kita tidak lepas dari kehidupan orang lain, maka peran kita menjadi siapa akan mempengaruhi kegiatan yang kita lakukan dalam 24 jam. Berperan sebagai apa kita saat ini? Jika saat ini kita adalah seorang anak, maka hal apa yang kita lakukan ketika menjadi anak. Dalam menentukan peran kita bias memilih lebih dari satu, misalnya sebagai anak, sebagai kakak, sebagai pekerja lepas, sebagai sahabat. Peran-peran tadi bisa kita susun dalam skala prioritas.

5. Memetakan dan menyusun jadwal

Dengan keempat bekal yang sudah diidentifikasi sebelumnya, kita akan punya gambaran untuk menyusun jadwal diri. Jika dilihat dari pengalaman sebelumnya, susunan jadwal yang terlalu padat nggak efektif bagi saya, jadi saya harus luangkan waktu (free time) untuk mengantisipasi hal-hal yang terjadi di luar rencana. Sehingga tidak akan menganggu jadwal yang lain. Kalau soal nyusun dan ngedesainnya kayak apa? bebas, buat desain yang bikin kita bahagia, hehehe.

6. Menerapkan jadwal kita sendiri

Penentunya ada di sini, karena semuanya bakalan sia-sia kalo kita tidak bisa menerapkan jadwalnya. Jangan lupa buat rulesnya, seperti :

· Bahagia menjalani, kita nikmatin tiap prosesnya.

· Sadari bahwa kita tidak sempurna, jadwal hanya tools untuk membantu kita on the track.

· Buat apresiasi dan konsekuensi jika perlu.

· Dan evaluasi berkala, bukan tidak mungkin kita re-shedule sesuai kebutuhan kita.

Setelah saya coba menerapkan selama dua minggu, giliran saatnya mengevaluasi. Ternyata oh ternyata, saat menjalaninya langsung diuji sama kegiatan yang luar biasa padat wkwkwk. Dalam dua minggu kemarin, saya merasa berada dalam masa kini dan benar-benar hadir di setiap kegiatan yang saya lakukan sehingga bisa lebih sadar saat menjalani hari-hari. Waktu menjadi lebih berharga dan perasaan buang-buang waktu karena tidak melakukan apa-apa menjadi sedikit berkurang. Saya menjadi tau apa-apa saja yang harus dilakukan. Selain itu, saya merasa peka terhadap gap antara saya dan orang lain dan bagaimana seharusnya saya mengatasi gap tadi, nantinya akan mengantarkan saya lebih memahami diri sendiri. Evaluasi minusnya, adalah saya belum maksimal menjalani target dan masing-masing kegiatan. Terkadang beberapa kegiatan masih kalah dengan mood ketika kondisi diri sedang lelah, sehingga perlu mengambil jeda. Tetap Ingat-ingat rulesnya, dan benahi lagi manajemen waktunya, evaluasi lagi dua minggu ke depan.


Catatan ini terkhusus untuk diri sendiri, sebagai pengingat, dan barangkali bisa bermanfaat


Salam,

14.07.2020 Maharaniwu

25 views0 comments

Recent Posts

See All

Akuntansi Nol (dari nol menuju nol)

Maharani Wuryantoro maharaniwu17@gmail.com ABSTRAK Akuntansi nol yang dimaknai dari nol menuju nol, artikel ini dimaksud untuk memperjelas makna tazkiyah dalam aktivitas akuntansi berkaitan pada subst

CERPEN : Gadis Kecil yang Kupanggil itu adalah…

22.04 WIB, sebuah ruangan berukuran 3x4 meter itu hening tanpa suara. Seorang gadis meringkuk di atas ranjang. Meremas ujung bantal, dadanya sesak menahan isakan tangis agar tidak terdengar. Malam it

MAAF, AKU BELUM....

Buk, Aku belum tau bagaimana cara melakukannya Pak, Aku belum tau bagaimana rasanya kamu berjuang Dek, Aku belum pernah melewati fase ini, ini berat Kak, Aku belum pernah berada di sudut pandangmu Nak

Post: Blog2_Post
bottom of page