top of page
Search

MAAF, AKU BELUM....

Buk, Aku belum tau bagaimana cara melakukannya

Pak, Aku belum tau bagaimana rasanya kamu berjuang

Dek, Aku belum pernah melewati fase ini, ini berat

Kak, Aku belum pernah berada di sudut pandangmu

Nak, Aku belum paham tentang itu

Ma, Aku belum mengerti karena aku belum merasakannya

Mas, Aku belum baik melakukannya

Dek, Aku belum tau bagaimana sudut pandangmu

Pa, Aku belum pernah memikirkan soal itu

Maaf, aku belum tau bagaimana…

Jadi bersediakah kamu menjelaskan?

Bersediakah kamu memperjuangkan bersama?

Bersediakan kamu mengajariku?

Bersediakah kamu membantuku memahaminya?

Bersediakah kamu mengarahkan agar aku tau bagaimananya?

Maukah kamu menungguku mengerti?

Bersediakah kamu bersabar?

Bersediakah kamu mengerti?

Dulu, sebelum mampu berjalan, aku tak mengerti bagaimana melakukannya. Dulu sebelum mampu membaca dan berhitung, aku sempat cukup lama untuk tau caranya, lalu pada akhirnya aku bisa melakukannya. Bukankah ini yang akan terjadi hingga kita mati nanti? Hidup ini adalah perjalanan dari tidak tau menjadi tau, bukan?


Dulu aku sempat merasakan menjadi anak satu-satunya, hingga akhirnya berubah menjadi seorang kakak, dan barangkali suatu saat nanti aku akan merasakan menjadi orang tua. Kita akan terus bergilir sudut pandang selama hidup untuk menjadi tau dari ketidaktauan kita. Sekalipun apa yang kita rasakan tidak akan persis sama di antara kita. Karena memang kita tidak sama. Karena kita tidak tau seberapa luas dan dalam masing-masing hati ini. Dalam perjalanan hidup ini berarti kita akan terus bergilir sudut pandang, bukan?


Kita akan terus berjalan, berputar pada roda waktu kita masing-masing. Barangkali ada kalanya kita memang tidak pernah merasakan sebuah sudut pandang tertentu, kita hanya diberikan pengetahuan tentangnya agar sedikit ikut merasakan. Barangkali kita berkesempatan melewati sudut pandang itu, dan akan berguna untuk memberikan pandangan. “Yang aku tidak tau, mungkin saja kamu sudah melewatinya. Yang kamu belum rasakan, barangkali aku sudah pernah merasakannya”.


Semoga kita dapat dengan bijak mengelola sudut pandang kita, tanpa harus “merasa” bahwa lebih tua adalah lebih tau segalanya, tanpa harus merasa kecil sebab kita belum pernah melewatinya. Maaf, aku belum tau bagaimana, apa kamu bersedia membantu? apa kita bersedia saling membantu?

26.07.2020 maharaniwu

23 views0 comments

Recent Posts

See All

Akuntansi Nol (dari nol menuju nol)

Maharani Wuryantoro maharaniwu17@gmail.com ABSTRAK Akuntansi nol yang dimaknai dari nol menuju nol, artikel ini dimaksud untuk memperjelas makna tazkiyah dalam aktivitas akuntansi berkaitan pada subst

CERPEN : Gadis Kecil yang Kupanggil itu adalah…

22.04 WIB, sebuah ruangan berukuran 3x4 meter itu hening tanpa suara. Seorang gadis meringkuk di atas ranjang. Meremas ujung bantal, dadanya sesak menahan isakan tangis agar tidak terdengar. Malam it

Post: Blog2_Post
bottom of page