SEBUAH TULISAN PENERIMAAN
- finesite maharaniwu
- Jul 14, 2020
- 1 min read
Dulu ia pernah menerima, menerimanya bukan atas pelarian, bukan pada hal-hal yang kasat mata, bukan untuk kesenangan-kesenangan sementara, melainkan dari kejujuran dan ketulusan hati.
Kini ia menerima, tidak akan memaksakan untuk tau jawaban atas pertanyaan-pertanyaannya. Barangkali memang tidak untuk tau jawaban, pikirnya. Sepertinya akan lebih baik bagi mereka dan bagi dirinya juga.
Kini ia menerima, atas dasar kejujuran dan ketulusan hati yang masih ada. Telah ia rampungkan bagiannya meski sebenarnya belum rampung. Telah ia titi satu-satu meski belum utuh. Tanpa pernah dibicarakan sebelumnya, dan hingga usainya.
Pun, harus ia terima. Kali ini tetap sama : dengan kejujuran dan ketulusan hati. Bahwa rasa yang ia miliki sejujurnya masih teramat besar. Namun kenyataannya juga tetap akan ia terima dengan jujur. Tanpa perlawanan, tanpa pembelaan.
Sekalipun kejujuran dan ketulusan hati telah penuh, tapi nyatanya jelas bukan untuk saling merengkuh.
27.04.2020 maharaniwu
Comments